Manusia meruakan salah satu makhluk ciptaan tuhan yang ada dimuka bumi. Artinya manusia bukan satu-satunya makhluk ciptaan tuhan. Makhluk tuhan di dunia (bumi) terbagi menjadi empat macam dan memiliki sifat yang berbeda-beda, yaitu :
- Alam: memiliki sifat wujud
- Tumbuhan: Memiliki sifat wujud dan hidup
- Binatang: memiliki sifat wujud, hidup, dan dibekali nafsu
- Manusia: manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi.
Akal budi merupakan pemberian tuhan dan sekaligus potensi diri manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Akal merupakan kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi. Manusai berfikir menggunakan otaknya. Dengan daya kerja otaknya ia dapat membantu tubuhnya dan mempermudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Apa saja kebutuhan hidup manusia ? secara umum, kebutuhan manusia dalalm kehidupan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Kebutuhan yang bersifat kebendaan (saran dan prasarana) atau badani, ragawi, atau jasmani/biologis. contohnya adalah makanan, minum, bernafas, istirahat dan seterusnya.
- Kebutuhan yang bersifat rohani, mental atau psikologis. Contohnya adalah: Kasih sayang, pujian, perasaan aman, kebebasan dan sebagainya.
Manusia menggunakan akal budi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga untuk mempertahankan dan meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Lebih lanjut, dengan akal budi pula, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Oleh sebab itu, kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil akal budi manusial dalam interaksinya, baik interaksi dengan alam maupun interaksi dengan manusia lainnya. Sebagai makhluk pencipta kebudayaan, maka manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya. Tidak sampai disitu saja, manusia dengan kemampuan akal budinya dapat pula mempengaruhi dan mengembangkan kebudayaan untuk kepentingan hidup.
Dalam kajian sosiologi, manusia daan kebudayaan dianggap sebagai "dwitunggal", artinya walaupun kedduanya berbeda tetapi merupakan suatu kesatuan. manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan itulah yang kemudian mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya sehingga manusia tersebut dapat dikatakan makhluk yang berbudaya. Manusia tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang terkandung dalam kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Pada hakikatnya, kebudayaan mempunyai dua segi/bagian yang tidak dapat dilepaskan hubungannya satu sama lain, yaitu (soek ono, 1973:9):
- Segi kebendaan, yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya, serta bisa diraba.
- Segi kerohaniana,terdiri atas akal pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun secara teratur. keduanya tidak bisa diraba.
Manusia yang disebut sebgai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinyauntuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar, dan adil yang terkandung dalam kebudayaan. Oleh karena itu hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia yang berbudaya akan berfikir tentang bagaimana caranya menggunakan benda hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahanya dalamkaitannya untuk pemenuhan kepentingan dan kebutuhan hidup sehari-hari. Contohnya: untuk membajak sawah, manusia bisa menggunakan tenaga hewan (kerbau), untuk bepergian jauh manusia bisa menggunakan tenaga kuda, dan lain sebagainya. Manusia yang berbudaya juga mampu beradaptasi dengan budaya yang dianut oleh manusia pendukung budaya lain yang sama sekali berbeda dengan budayanya.
Demikian Artikel tentang Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya semoga bermanfaat.
0 Response to "Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya"
Post a Comment
Terima kasih anda telah meninggalkan komentar